"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Alloh menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" Al Qur'an Surat Ar Ruum (30) ayat 41.
13 September 2012
5 September 2012
Babi Hutan (Sus scrofa) dan Masyarakat Sekitar Kawasan TN Kelimutu
Keberadaan babi hutan yang di satu sisi menjadi hama bagi masyarakat sekitar kawasan karena masuk di lahan-lahan pertanian, namun di sisi lain babi hutan juga sebagai salah satu keanekaragaman hayati yang harus dilindungi. Untuk itu diperlukan suatu cara agar keberadaan babi hutan tetap dapat lestari dan tanaman pertanian penduduk terselamatkan.
3 September 2012
29 August 2012
Burung Garugiwa (bare-throated whistler Pachycephala nudigula) Di Kawasan Taman Nasional Kelimutu
Taman
Nasional Kelimutu dengan panorama yang indah telah banyak menarik para
wisatawan baik dalam negeri maupun manca Negara. Berbagai keanekaragaman sumber
daya hayati khusus kawasan Pulau Flores memberikan daya tarik yang unik sebagai
salah satu keunggulan bentang alam Taman Nasional Kelimutu ini. Aneka ragam
sumber daya hayati alam itu antara lain, mudah diketemukan aneka jenis flora
langka dan juga satwa liar langka. Seperti adanya SATWA BURUNG GARUGIWA (bare-throated whistler Pachycephala nudigula) .
28 August 2012
Monyet Ekor Panjang dan Masyarakat Sekitar Kawasan TN Kelimutu
Taman
Nasional Kelimutu di Pulau Flores adalah salah satu sebaran terkini monyet ekor
panjang di wilayah Sunda Kecil yang meliputi Pulau Bali, Lombok, Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur. Keberadaan monyet ekor panjang disekitar kawasan
TN Kelimutu memiliki dampak yang negative karena aktifitasnya yang cenderung
destruktif terhadap keberadaan lahan pertanian/ ladang masyarakat yang
berbatasan disekitar kawasan hutan TN Kelimutu.
Perilaku Suku Adat LIO Terhadap Kawasan Taman Nasional Kelimutu
Mata pencaharian
hidup masyarakat Lio yang
utama adalah bercocok tanam di ladang.
Para warga laki-laki dari sejumlah keluarga luas biasanya bekerja sama dalam
hal membuka ladang, mengolah lahan, seperti aktivitas memotong dan membersihkan
belukar, membakar daun-daunan, dan menanami lahan dengan berbagai jenis tanaman
seperti jagung, ubi kayu/ ketela/ singkong (pesi, kalau di Ende dikenal
dengan nobosi), padi (pare), holo wolo (semacam jewawut/cantel,
dulu merupakan makanan pokok masyarakat), kopi, kemiri, pisang baranga,
kakao/coklat, kacang
merah/kacang-kacangan, cengkeh, wortel, dan kentang.
Arboretum Taman Nasional Kelimutu, Belajar dan Mengenal Lingkungan
Pendahuluan
Aristoteles
sebagai seorang ahli filsafat kuno dari Yunani pernah mengatakan pentingnya
belajar dari pengalaman. Ia memberi sebuah nasehat, ”Apa yang harus kita
pelajari, kita pelajari sambil melakukannya (What we have to learn to do, we learn by doing)”. Sedangkan, Howard
Gardner seorang ahli psikologi pendidikan dari Harvard University telah
mengidentifikasi perbedaan antara pendidikan sekolah dan pendidikan di luar
ruangan (outdoor education). Yang
pertama biasanya disebut scholastic
knowledge. Pendidikan model ini sudah pasti dibatasi secara ketat oleh
”setting” sekolahan. Sedangkan, belajar di luar ruang lebih mengedepankan
metode connected knowing
(menghubungkan antara pengetahuan dengan dunia nyata). Di sini, pendidikan
dianggap sebagai bagian integral dari sebuah kehidupan.
Nilai Ekonomi Taman Nasional Kelimutu sebagai Penyimpan Karbon (Studi Pendekatan Karakteristik Kawasan)
Rusaknya hutan di Indonesia disinyalir masih besarnya paradigma bahwa hutan hanya bisa dinilai secara ekonomi dari hasil kayunya (timber oriented). Hutan masih sekedar dilihat dari sudut nilai tangible berupa produk yang bisa dijual secara langsung seperti kayu bulat untuk kayu lapis, bahan baku kertas (pulp) atau perabot rumah yang diekspor.
Subscribe to:
Posts (Atom)