Pendahuluan
Aristoteles
sebagai seorang ahli filsafat kuno dari Yunani pernah mengatakan pentingnya
belajar dari pengalaman. Ia memberi sebuah nasehat, ”Apa yang harus kita
pelajari, kita pelajari sambil melakukannya (What we have to learn to do, we learn by doing)”. Sedangkan, Howard
Gardner seorang ahli psikologi pendidikan dari Harvard University telah
mengidentifikasi perbedaan antara pendidikan sekolah dan pendidikan di luar
ruangan (outdoor education). Yang
pertama biasanya disebut scholastic
knowledge. Pendidikan model ini sudah pasti dibatasi secara ketat oleh
”setting” sekolahan. Sedangkan, belajar di luar ruang lebih mengedepankan
metode connected knowing
(menghubungkan antara pengetahuan dengan dunia nyata). Di sini, pendidikan
dianggap sebagai bagian integral dari sebuah kehidupan.
Balai Taman
Nasional Kelimutu dengan kondisi geologis, flora dan fauna yang unik, membuka diri untuk menarik minat belajar
masyarakat baik yang masih berada di bangku sekolah maupun masyarakat umum
untuk mempelajari rahasia alam yang ada di kawasan Taman Nasional Kelimutu. Proses
belajar yang diberikan, dikemas dan ditawarkan sebagai fasilitas
pendidikan dan penelitian botani (plant
sciences) sekaligus rekreasi alam (Botanical Gardens & Natural Habitat) yang dikenal dengan
arboretum.
Tinjauan Pustaka
Kawasan
Taman Nasional Kelimutu yang mempunyai luas total 5356,5 Ha terbagi dalam 4
(empat) zona, yaitu: zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba, dan zona
rehabilitasi. Zona pemanfaatan TN Kelimutu mempunyai luas 96,5 ha dengan areal
meliputi sepanjang kanan dan kiri jalan mulai dari Pos Jaga sampai dengan
Puncak Kelimutu. Lokasi Arboretum
terletak pada ketinggian 1534 m dpl pada posisi 08.46. 361 LS dan 121.49.079 BT. Jarak ke kawah danau
sekitar 50 -100 m. Warna tanahnya hitam dengan kemiringan sekitar 40 % namun ada lokasi yang agak
landai. Dengan luas kawasan yang relatif sempit apabila dibandingkan dengan
luasan taman nasional lain yang ada di Indonesia, Taman Nasional Kelimutu
berupaya untuk selalu memunculkan dan menampilkan inovasi dengan potensi yang
dimiliki. Dari 4,5 Ha yang berada di zona pemanfaatan (96,5 Ha) difungsikan
sebagai arboretum Taman Nasional Kelimutu.
Rumusan dan Analisa Masalah
1. Arboretum
sebagai tempat belajar di alam
Setiap
pengunjung yang datang ke Taman Nasional Kelimutu selain menyaksikan keajaiban
alam berupa danau kawah dengan tiga warna berbeda juga dirayu untuk mencoba sedikit
belajar mencintai lingkungan dengan mengenal jenis-jenis tumbuhan yang mendiami
daratan Flores. Pengunjung bisa menikmati suasana iklim mikro yang diciptakan
karena keberadaan pohon-pohon cemara gunung (Casuarina junghuniana) yang rata-rata mendominasi sebagian besar
wilayah arboretum pada strata tajuk bagian atas.
Pengunjung
tidak lagi direpotkan dengan jalan yang berat seperti ketika menyusuri
hutan-hutan belantara pada umumnya, akan tetapi karena tujuan dibuatnya arboretum
sebagai tempat wisata, belajar, mengenal alam bebas dan lingkungan maka didalam
arboretum dibuatkan jalan tracking dengan susunan batu alam yang bisa dilewati
dengan sangat aman. Jalan tracking yang ada dibuat dengan jarak tracking
sekitar 1,5km, serta rute jalan tracking diarahkan sedemikian rupa, sehingga
setiap pengunjung yang masuk akan melihat pemandangan arsitektur pohon unik
dengan hawa yang sudah pasti sangat segar dan sejuk.
2. Arboretum
sebagai katalog tumbuhan Taman Nasional Kelimutu
Di dalam
arboretum terdapat sekitar 100 jenis tumbuhan yang semuanya merupakan jenis-jenis
yang juga bisa ditemui di tempat lain di dalam kawasan. Sampai saat ini
arboretum terus dikembangkan dengan cara melengkapi koleksi tumbuhan (enrichment planting) yang tidak
ditemukan di arboretum tapi berada di kawasan Taman Nasional Kelimutu, proses
penanaman ini terus-menerus dilakukan hingga arboretum menjadi sebuah miniatur
mini dari vegetasi yang mendiami seluruh kawasan Taman Nasional Kelimutu.
Sehingga pengembangan arboretum tersebut memiliki nilai tambah sebagai pusat
riset flora serta ekosistem disamping fungsi lain yang terpendam sebagai
pelestarian lingkungan termasuk tanah, air serta habitat vegetasi aneka
tumbuhan.
Sebagai bentuk
belajar mengenal jenis-jenis tumbuhan, setiap tumbuhan yang ada diberi
identitas berupa nama jenis, nama lokal dan famili. Sehingga, setiap pengunjung
bisa langsung mempraktekkan dengan melihat tumbuhan beserta nama jenis serta
familinya dan disinilah proses belajar mengenal alam terjadi. Selain itu,
dengan adanya arboretum ini akan mempermudah bagi para peneliti, mahasiswa,
masyarakat umum ataupun pihak-pihak lain yang ingin mengenal atau meneliti
mengenai jenis-jenis pohon yang ada di seluruh Kawasan Taman Nasional Kelimutu bisa
dilakukan cukup dari kawasan Arboretum dan tanpa harus susah payah pergi
ketempat tegakan aslinya. Selain itu, didalam hutan arboretum terdapat juga
tumbuhan endemik kelimutu berupa Begonia
kelimutuensis. Tumbuhan jenis begonia ini menambah keberagaman vegetasi
bawah karena tumbuh dilantai-lantai hutan. Tumbuhan ini tumbuh baik pada
ketinggian 1300-1500 m dpl.
Satu lagi
yang menambah keinginan pengunjung untuk menahan langkah kaki untuk meninggalkan
arboretum, dari arboretum pengunjung dapat menikmati nyanyian burung khas
daratan Flores yaitu Pachycephala
nudigula nudigula. Burung ini mempunyai keunikan yang sangat khas, dimana
burung ini mampu menirukan lebih dari 15 jenis suara dan dapat berkicau lebih
dari 1 jam tanpa henti disaat sinar matahari pagi mulai memecah kabut di
sekitar Gunung Kelimutu. Oleh masyarakat sekitar (komunitas adat Suku Lio),
burung ini lebih dikenal dengan nama burung Garugiwa. Bahkan masyarakat sekitar
yang mempercayai Danau Kelimutu sebagai tempat yang sangat sakral masih
mempercayai bahwa burung ini sebagai burung arwah karena ketika berkicau burung
ini susah sekali untuk dicari keberadaanya, meskipun daya jelajah bertenggernya
yang relatif merata yaitu mulai dari strata tajuk atas hingga strata tajuk
bawah.
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Arboretum
Taman Nasional Kelimutu merupakan wahana pendidikan lingkungan yang berada di
zona pemanfaatan TN Kelimutu. Arboretum dibuat sebagai bentuk apresiasi TN
Kelimutu dalam menyediakan layanan pendidikan lingkungan sebagai upaya
mengenalkan lingkungan melalui pengenalan jenis-jenis tanaman yang tumbuh
dikawasan TN Kelimutu
2. Saran
Kedepan, masyarakat sekitar kawasan diharapkan
dapat memanfaatkan adanya arboretum ini bukan hanya sekedar tempat berwisata
akan tetapi sebagai tempat menambah pendapatan finasial masyarakat. Masyarakat
dituntut mampu menjadi guide yang
profesional dengan mampu menjelaskan jenis-jenis tumbuhan yang ada di dalam
arboretum lengkap dengan sejarahnya serta manfaat yang dapat diambil dari
tumbuhan yang hidup disana. Sehingga, visi ” Taman Nasional Kelimutu sebagai Model Pengelolaan Kawasan Pelestarian Alam Berbasis Ekosistem Daratan Flores-NTT melalui pengembangan Ilmu Pengetahuan
Bio-geologis dan Ekowisata Berbasis Budaya Setempat untuk menunjang
kesejahteraan masyarakat ” yang
tertuang dalam rencana pengelolaan jangka panjang 2009 – 2029 dapat tecapai. Semua
itu akan terlaksana apabila ada dukungan dan kerjasama yang kooperatif dari
masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Kelimutu serta stakesholder terkait.
Daftar Pustaka
Anonim. 2005. Surat Edaran Kepala Biro Kepegawaian
No: SE.02/Peg-4/2005 tanggal 28 Nopember 2005 perihal Pedoman Penyusunan dan
Penilaian Karya Tulis/ Karya Ilmiah Pejabat Fungsional di Departemen Kehutanan,
Sekretariat Jenderal Departemen Kehutanan. Jakarta.
Anonim. 2007. Laporan Akhir ”Studi Komunitas
flora dan Fauna Taman Nasional Kelimutu”. Balai Taman Nasional Kelimutu, Ditjen
PHKA, Departemen Kehutanan bekerjasama dengan Pusat Peneletian Biologi-LIPI
Bogor. Ende-NTT.
No comments:
Post a Comment