5 May 2009

Taman Nasional Kelimutu

Taman Nasional Kelimutu (5356,50 ha) ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 679/Kpts-II/1997 tanggal 10 Oktober 1997 terletak 60 km ke arah timur Laut Kota Ende atau terletak di antara 8048'21" - 8048'24" Lintang Selatan (LS) dan 121044'21" - 121050'15" Bujur Timur (BT) di belahan Tenggara Pulau Flores. Secara administratif merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Terdapat keindahan alam yang luar biasa berupa fenomena alam yang tidak ada kembarannya di Muka Bumi yakni Tiga Danau Kawah yang selalu berubah warna. Keajaiban alam ini dibangun oleh aktivitas geologi gunung Kelimutu (1.690 m dpl) itu sendiri.
Kelimutu memiliki iklim tropis yang relatif stabil dengan curah hujan berkisar antara 1.651 s.d. 3.363 mm per tahun dimana musim hujan jatuh pada bulan Desember s.d. Maret dan bulan-bulan terkering terjadi pada bulan Oktober s.d. Nopember. Suhu udara berkisar antara 25,50 – 310 celcius dengan suhu minimum mencapai 11,60 celcius yang terjadi pada bulan Juli – Agustus. Pada musim hujan semua tumbuhan berwarna hijau subur dan pada musim kering terutama pada bulan Oktober dan Nopember banyak tumbuhan yang meluruhkan daun. Kondisi tanah dan iklim sangat berpengaruh langsung terhadap flora dan fauna yang ada disini.
Kekayaan flora-fauna spesifik yang ada di salah satu zona wallacea ini diantaranya pohon Ampupu (Eucalyptus delgupta), E. Urophyla, juga berbagai jenis Ficus dan Cemara gunung (Casuarina junghuhniana) mendominasi lembah-lembah dekat kawah. Pada pelataran sekitar kawah yang merupakan areal terbuka ditumbuhi Arngoni (Vaccinium varingiaefolium), Turuwara (Rhododendron renschianum) dan bunga abadi (Anaphalis longifolium) yang berbunga sepanjang tahun. Jenis flora endemik baru yang ada di Taman Nasional Kelimutu yaitu Begonia/ Uta onga (Begonia kelimutuensis). Terdapat burung Garugiwa (bare-throated whistler pachycephala nudigula) yang memiliki suara merdu mengiringi matahari terbit di sekitar danau. Burung yang tergolong endemik Flores ini sekarang sudah sangat langka. Berbagai specimen satwa dan tumbuhan terus dalam penelitian Puslitbang Biologi – LIPI yang sangat dimungkinkan dapat menemukan spesies spesies baru.
Taman Nasional Kelimutu dikelilingi oleh pemukiman masyarakat dari komunitas adat LIO yang masih sangat kental dengan tata-krama adatnya. Ini dicirikan dengan berpadunya sifat agraris, religi dan magis. Berbagai acara seremonial adat yang digelar menunjukkan betapa kuatnya kedekatan mereka dengan alam semesta, INE PARE adalah sebutan lain dari suku LIO karena secara mithologi merekalah yang pertama kali menemukan padi sebagai bahan makanan pokok sekarang ini. Senyum dan keramah-tamahan mereka akan menyambut siapapun yang datang ke Taman Nasional Kelimutu.
Fenomena Geologi, kekayaan flora-fauna, karakteristik ekosistem pegunungan Wallacea yang dipadu dengan keaslian adat budaya dan keadaan alamnya yang utuh seperti ini menjadi pertimbangan yang sangat penting oleh UNESCO untuk menjadi salah satu WARISAN DUNIA.

No comments: