28 August 2012

Arboretum Taman Nasional Kelimutu, Belajar dan Mengenal Lingkungan

Pendahuluan
Aristoteles sebagai seorang ahli filsafat kuno dari Yunani pernah mengatakan pentingnya belajar dari pengalaman. Ia memberi sebuah nasehat, ”Apa yang harus kita pelajari, kita pelajari sambil melakukannya (What we have to learn to do, we learn by doing)”. Sedangkan, Howard Gardner seorang ahli psikologi pendidikan dari Harvard University telah mengidentifikasi perbedaan antara pendidikan sekolah dan pendidikan di luar ruangan (outdoor education). Yang pertama biasanya disebut scholastic knowledge. Pendidikan model ini sudah pasti dibatasi secara ketat oleh ”setting” sekolahan. Sedangkan, belajar di luar ruang lebih mengedepankan metode connected knowing (menghubungkan antara pengetahuan dengan dunia nyata). Di sini, pendidikan dianggap sebagai bagian integral dari sebuah kehidupan. 

Balai Taman Nasional Kelimutu dengan kondisi geologis, flora dan fauna yang unik, membuka diri untuk menarik minat belajar masyarakat baik yang masih berada di bangku sekolah maupun masyarakat umum untuk mempelajari rahasia alam yang ada di kawasan Taman Nasional Kelimutu. Proses belajar yang diberikan, dikemas dan ditawarkan sebagai fasilitas  pendidikan dan penelitian botani (plant sciences)  sekaligus rekreasi alam (Botanical Gardens & Natural Habitat) yang dikenal dengan arboretum.
Tinjauan Pustaka
Kawasan Taman Nasional Kelimutu yang mempunyai luas total 5356,5 Ha terbagi dalam 4 (empat) zona, yaitu: zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba, dan zona rehabilitasi. Zona pemanfaatan TN Kelimutu mempunyai luas 96,5 ha dengan areal meliputi sepanjang kanan dan kiri jalan mulai dari Pos Jaga sampai dengan Puncak Kelimutu.  Lokasi Arboretum terletak pada ketinggian 1534 m dpl pada posisi 08.46. 361 LS dan  121.49.079 BT. Jarak ke kawah danau sekitar  50 -100 m.  Warna tanahnya hitam dengan kemiringan  sekitar 40 % namun ada lokasi yang agak landai. Dengan luas kawasan yang relatif sempit apabila dibandingkan dengan luasan taman nasional lain yang ada di Indonesia, Taman Nasional Kelimutu berupaya untuk selalu memunculkan dan menampilkan inovasi dengan potensi yang dimiliki. Dari 4,5 Ha yang berada di zona pemanfaatan (96,5 Ha) difungsikan sebagai arboretum Taman Nasional Kelimutu.
Rumusan dan Analisa Masalah
1.    Arboretum sebagai tempat belajar di alam
Setiap pengunjung yang datang ke Taman Nasional Kelimutu selain menyaksikan keajaiban alam berupa danau kawah dengan tiga warna berbeda juga dirayu untuk mencoba sedikit belajar mencintai lingkungan dengan mengenal jenis-jenis tumbuhan yang mendiami daratan Flores. Pengunjung bisa menikmati suasana iklim mikro yang diciptakan karena keberadaan pohon-pohon cemara gunung (Casuarina junghuniana) yang rata-rata mendominasi sebagian besar wilayah arboretum pada strata tajuk bagian atas.
Pengunjung tidak lagi direpotkan dengan jalan yang berat seperti ketika menyusuri hutan-hutan belantara pada umumnya, akan tetapi karena tujuan dibuatnya arboretum sebagai tempat wisata, belajar, mengenal alam bebas dan lingkungan maka didalam arboretum dibuatkan jalan tracking dengan susunan batu alam yang bisa dilewati dengan sangat aman. Jalan tracking yang ada dibuat dengan jarak tracking sekitar 1,5km, serta rute jalan tracking diarahkan sedemikian rupa, sehingga setiap pengunjung yang masuk akan melihat pemandangan arsitektur pohon unik dengan hawa yang sudah pasti sangat segar dan sejuk.
2.    Arboretum sebagai katalog tumbuhan Taman Nasional Kelimutu
Di dalam arboretum terdapat sekitar 100 jenis tumbuhan yang semuanya merupakan jenis-jenis yang juga bisa ditemui di tempat lain di dalam kawasan. Sampai saat ini arboretum terus dikembangkan dengan cara melengkapi koleksi tumbuhan (enrichment planting) yang tidak ditemukan di arboretum tapi berada di kawasan Taman Nasional Kelimutu, proses penanaman ini terus-menerus dilakukan hingga arboretum menjadi sebuah miniatur mini dari vegetasi yang mendiami seluruh kawasan Taman Nasional Kelimutu. Sehingga pengembangan arboretum tersebut memiliki nilai tambah sebagai pusat riset flora serta ekosistem disamping fungsi lain yang terpendam sebagai pelestarian lingkungan termasuk tanah, air serta habitat vegetasi aneka tumbuhan.
Sebagai bentuk belajar mengenal jenis-jenis tumbuhan, setiap tumbuhan yang ada diberi identitas berupa nama jenis, nama lokal dan famili. Sehingga, setiap pengunjung bisa langsung mempraktekkan dengan melihat tumbuhan beserta nama jenis serta familinya dan disinilah proses belajar mengenal alam terjadi. Selain itu, dengan adanya arboretum ini akan mempermudah bagi para peneliti, mahasiswa, masyarakat umum ataupun pihak-pihak lain yang ingin mengenal atau meneliti mengenai jenis-jenis pohon yang ada di seluruh Kawasan Taman Nasional Kelimutu bisa dilakukan cukup dari kawasan Arboretum dan tanpa harus susah payah pergi ketempat tegakan aslinya. Selain itu, didalam hutan arboretum terdapat juga tumbuhan endemik kelimutu berupa Begonia kelimutuensis. Tumbuhan jenis begonia ini menambah keberagaman vegetasi bawah karena tumbuh dilantai-lantai hutan. Tumbuhan ini tumbuh baik pada ketinggian 1300-1500 m dpl.
Satu lagi yang menambah keinginan pengunjung untuk menahan langkah kaki untuk meninggalkan arboretum, dari arboretum pengunjung dapat menikmati nyanyian burung khas daratan Flores yaitu Pachycephala nudigula nudigula. Burung ini mempunyai keunikan yang sangat khas, dimana burung ini mampu menirukan lebih dari 15 jenis suara dan dapat berkicau lebih dari 1 jam tanpa henti disaat sinar matahari pagi mulai memecah kabut di sekitar Gunung Kelimutu. Oleh masyarakat sekitar (komunitas adat Suku Lio), burung ini lebih dikenal dengan nama burung Garugiwa. Bahkan masyarakat sekitar yang mempercayai Danau Kelimutu sebagai tempat yang sangat sakral masih mempercayai bahwa burung ini sebagai burung arwah karena ketika berkicau burung ini susah sekali untuk dicari keberadaanya, meskipun daya jelajah bertenggernya yang relatif merata yaitu mulai dari strata tajuk atas hingga strata tajuk bawah.
Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Arboretum Taman Nasional Kelimutu merupakan wahana pendidikan lingkungan yang berada di zona pemanfaatan TN Kelimutu. Arboretum dibuat sebagai bentuk apresiasi TN Kelimutu dalam menyediakan layanan pendidikan lingkungan sebagai upaya mengenalkan lingkungan melalui pengenalan jenis-jenis tanaman yang tumbuh dikawasan TN Kelimutu
2.    Saran
Kedepan, masyarakat sekitar kawasan diharapkan dapat memanfaatkan adanya arboretum ini bukan hanya sekedar tempat berwisata akan tetapi sebagai tempat menambah pendapatan finasial masyarakat. Masyarakat dituntut mampu menjadi guide yang profesional dengan mampu menjelaskan jenis-jenis tumbuhan yang ada di dalam arboretum lengkap dengan sejarahnya serta manfaat yang dapat diambil dari tumbuhan yang hidup disana. Sehingga, visi ” Taman Nasional Kelimutu sebagai Model Pengelolaan Kawasan Pelestarian Alam Berbasis Ekosistem Daratan Flores-NTT melalui pengembangan Ilmu Pengetahuan Bio-geologis dan Ekowisata Berbasis Budaya Setempat untuk menunjang kesejahteraan masyarakat  yang tertuang dalam rencana pengelolaan jangka panjang 2009 – 2029 dapat tecapai. Semua itu akan terlaksana apabila ada dukungan dan kerjasama yang kooperatif dari masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Kelimutu serta stakesholder terkait.
Daftar Pustaka
Anonim. 2005. Surat Edaran Kepala Biro Kepegawaian No: SE.02/Peg-4/2005 tanggal 28 Nopember 2005 perihal Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Tulis/ Karya Ilmiah Pejabat Fungsional di Departemen Kehutanan, Sekretariat Jenderal Departemen Kehutanan. Jakarta.
Anonim. 2007. Laporan Akhir ”Studi Komunitas flora dan Fauna Taman Nasional Kelimutu”. Balai Taman Nasional Kelimutu, Ditjen PHKA, Departemen Kehutanan bekerjasama dengan Pusat Peneletian Biologi-LIPI Bogor. Ende-NTT.

No comments: